Berjalan sendiri

Dia berjalan sendiri lagi malam ini. Lagi, iya lagi.

Setelah hampir 1 tahun ia tak pernah merasakan sendiri di siang dan malamnya

Bingung, apa yang dia cari. Dia tidak tahu bahkan kenapa ia terus melangkah ke rumah itu. Rumah yang selama ini selalu ia hindari untuk dilewati, ia hindari untuk sekedar melirik saat melintas, atau jika boleh ia akan memilih jalan yang lebih jauh agar tidak melewati jalan tersebut. Tapi entah kenapa, ia berjalan ke rumah itu. Membuka gerbangnya yang masih sama berwarna merah pudar seperti dulu. Ia menekan bel 1 kali, harap-harap cemas semoga tidak ada yang mendengar, tetapi berharap juga seseorang itu keluar dan membukakan pintu.

Klik.

Pintu terbuka, di depan pintu itu berdiri seseorang yang selama ini ia hindari. Orang itu mematung, dia juga mematung. Tidak ada kata yang mereka ucapkan, bahkan suara angin malam enggan muncul di tengah kesunyian mereka. Waktu terus berlalu, mereka masih tidak saling melemparkan kata, tetapi mata mereka berbicara, mata dia melemparkan sedih dan sesal, sedang mata orang itu membalas dengan luka yang yang mendalam.

Dia tahu, luka itu tak akan pernah bisa dia hilangkan. Karena dialah penyebab luka itu, dialah yang menoreh luka tajam di atas jiwa yang putih itu. Darah mengucur karena dia telah melakukan hal yang membutakannya selama 1 tahun ini. Ia menyesal tapi dia tidak tahu orang di depannya ini akan melakukan apa. Tidak ada pergerakan. Tidak ada keinginan untuk mempersilahkan masuk, hanya matanya yag terus mengucap benci dan ingin mengusir tetapi orang itu tidak berucap sedikitpun.

Bukan maksud dia tak ingin mmbuka ucap, dia hanya tidak sanggup untuk berucap juga. Tidak tahu harus berkata apa setelah dalamnya sakit yang telah ia berikan.

Lama mereka terdiam, hingga akhirnya dia sadar, pintu maaf tidak ada. Dia sadar melangkah ke sini sama dengan membuka luka orang itu lagi. Dia sadar tidak seharusnya dia kembali ke sini. Akhirnya dia berbalik, meninggalkan orang itu tanpa satu katapun yang berhasil dia ucapkan.

-P

Tinggalkan Komentar